Doraemon X - Mesin penambah umur - 1

0 comments

Temukan kami di Facebook
Serial kartun Doraemon sudah tak asing bagi anak-anak, remaja mapun orang dewasa sekalipun. Dalam serial kartun yang rutin muncul dalam layar televisi itu diceritakan tentang masalah keseharian yang dialami anak bernama Nobita dan selalu dibantu oleh Doraemon seekor kucing cerdas dari abad mendatang yang memiliki kantung ajaib dan berisi berbagai mesin aneh yang dapat memecahkan masalah Nobita. Dalam serial cerita saya, Doraemon X adalah cerita mirip aslinya tapi khusus untuk dewasa karena mengandung unsur sex.

*****

Pada suatu siang, Nobita pulang sekolah dengan wajah kusut dan perasaan kesal. Sesampai dikamarnya, Nobita melemparkan tas sekolah yang ia bawa tanpa melihat arahnya. Tanpa sengaja tas itu mengenai Doraemon yang lagi asyik tiduran diatas lantai. "Aduh.. Nobita ada apa sih pulang-pulang kok marah-marah gitu?", tanya Doraemon sambil mengusap-usap kepalanya.
"Oh, maaf-maaf Doraemon, aku nggak sengaja!", sahut Nobita dan meninggalkan Doraemon.
Sekesal-kesalnya Nobita tapi untuk urusan perut lapar, ia tak pernah tidak memperhatikannya.

Dengan perut kenyang Nobita kembali kekamarnya.
Bertemu muka dengan Nobita yang sedang murung, Doraemon kembali bertanya, "Ada apa kok murung terus? Apa ulanganmu jelek lagi? Apa dimarahi gurumu lagi?".
"Kalau urusan ulangan jelek dan dimarahi guru itu biasa, ini lain", jawab Nobita.
"Lalu ada apa?", tanya Doraemon lagi.
"Ini soal uang. Teman-teman sepakat urunan 1000 yen per anak untuk tamasya ke pantai padahal tabunganku udah habis. Gimana dong, Doraemon?", tanya Nobita.
"Ya nggak usah ikut!", jawab Doraemon santai.
"Uhh.. malu dong sama teman-teman!", kata Nobita dengan wajah melas.
"Eh, Doraemon punya nggak mesin untuk menghasilkan uang?", tanya Nobita.
"Nggak ada mesin seperti itu, yang ada mesin-mesin untuk membantu orang memperoleh uang", ujar Doraemon.
"Apa itu?", tanya Nobita penasaran.
"Contohnya ini, Mesin Penambah Umur", ucap Doraemon sambil mengeluarkan sebuah mesin dari dalam kantong ajaibnya.
"Bagaimana caranya dapat uang dengan mesin itu?", tanya Nobita tak yakin.
"Dengan mesin ini umurmu bisa bertambah dan dengan bertambahnya umurmu kamu dapat memperoleh pekerjaan orang dewasa", kata Doraemon.
"Bekerja? Malas ahh..", ucap Nobita.
"Dasar kamu pemalas, mana bisa dapat uang kalau tanpa bekerja?", tanya Doraemon dengan kesal.
Tapi Nobita tak menanggapi lagi ucapan Doraemon karena sudah tertidur tak tertarik dengan usulan Doraemon.

Malam hari setelah Nobita menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dilihatnya mesin penambah umur yang diperlihatkan Doraemon siang tadi tergeletak di pojok kamar. Ia menjadi penasaran untuk mencoba mesin itu. Ia kepingin tahu wajahnya pada waktu dewasa nanti. Tak tahu cara mengoperasikan alat itu, dicarinya Doraemon. Doraemon yang sedang asyik menonton acara "Goyang Inul", dari televisi ditarik paksa oleh Nobita kekamarnya.
"Ada apa sih gangguin aja?", tanya Doraemon kesal.
"Ini gimana cara pakainya?", tanya Nobita dengan menunjukkan mesin itu.
Setelah menerangkan caranya pada Nobita, Doraemon kembali keruang tengah menyelesaikan acara kesayangannya.

Khawatir diketahui orang tuanya, Nobita mengunci pintu kamar sebelum mencoba alat itu. Setelah memasang beberapa kabel ke keningnya, ia memutar saklarnya pada angka "15 tahun". Lantas dipencetnya kenop yang ada di alat itu. Jleb.. sekarang Nobita sudah berubah menjadi pemuda berusia sekitar 25 tahunan. Segera ia lepas semua kabel dari keningnya, lalu mendekat pada cermin yang terletak didekat jendela.
"Wah, alat Doraemon hebat! Aku jadi pemuda ganteng..", kagum Nobita pada dirinya sendiri.
Tak puas hanya melihat wajahnya saja, Nobita lalu melepas semua pakaiannya hingga telanjang.

Terus mengagumi dirinya sendiri Nobita tak sadar bahwa tetangganya yang baru saja pindah disamping rumahnya, melihatnya telanjang dari jendela kamar Nobita yang ada dilantai atas. Nyonya Michiko, tetangga Nobita adalah wanita berumur 29 tahun, istri seorang karyawan swasta dan telah 4 tahun menikah tapi belum dikaruniai anak. Melihat ada seorang pemuda dikamar Nobita, nyonya Michiko sedikit heran karena ia tahu bahwa Nobita anak tunggal. Keheranan nyonya Michiko terganti dengan rasa penasaran pada pemuda yang saat ini dilihatnya lagi telanjang.

Beberapa menit sudah berlalu tapi Nobita masih tetap belum puas memandangi dirinya sendiri dari cermin dimukanya. Secara tak sadar tangannya yang lagi mengusap lembut tubuhnya sendiri melewati daerah kemaluannya. Rangsangan ringan yang tak disengaja pada pemuda seusia Nobita saat ini membuat burungnya yang menggantung berubah mengeras dan berdiri. Tentu saja hal ini membuat Nobita agak kaget. Dipegangnya burung itu sehingga ukurannya makin lama makin besar dan semakin keras. Tegak berdiri pada ukuran maksimalnya, Nobita merasakan keenakan ketika mengusap burungnya. Usapan tangan dan sedikit remasan pada burungnya membuatnya lupa diri.

Muka Ny. Michiko menjadi merah melihat dengan jelas kejadian itu melalui jendela kamarnya. Merasa malu karena mengintip pemuda telanjang tapi segan menghindarinya karena desakan nafsunya juga sudah tinggi. Tak terasa tangannya sudah masuk berada dibalik kimononya, mengusap-usap permukaan celana dalamnya hingga agak basah. Tapi tak lama kemudian ia terpaksa harus menyudahinya karena kedatangan suaminya dari pulang kerja.

Nobita yang masih heran dan bingung dengan apa yang terjadi dengan dirinya tadi bergegas mengenakan kembali pakaiannya dan merubah kembali tubuhnya kebentuk semula ketika mendengar teriakan Doraemon mengajaknya makan malam bersama. Setelah membuka pintu kamar, ia segera keruang makan untuk bergabung dengan keluarganya dan Doraemon.
Dilihatnya Doraemon sudah melahap makanannya sambil berkata pada Nobita, "Cepat Nobita.., sebelum kuhabiskan semuanya! Nonton goyang Inul bikin perutku ikut lapar".
Nobita yang khawatir nggak kebagian makanan, segera ikut bergabung.

Malamnya ketika Doraemon dan Nobita akan beranjak tidur, Nobita menyempatkan diri menghirup udara malam yang segar melalui jendela kamarnya yang terbuka. Tiba-tiba Nobita memanggil Doraemon yang lagi siap-siap berangkat tidur.
"Sini Doraemon.. ayo cepat sini!", perintah Nobita.
"Ada apa sih?", tanya Doraemon menuju ke jendela.
Tanpa komentar lagi keduanya langsung memelototi sebuah pemandangan yang menghebohkan.

Keduanya melihat tuan dan nyonya Michiko sedang asyik melakukan adegan panas.
"Apa sih yang mereka lakukan?", tanya Nobita.
"Ssst.. ini lebih asyik dari goyang Inul!", kata Doraemon sambil menarik Nobita menjauh dari jendela.
"Uhh.. Doraemon ada apa sih main tarik aja!", ujar Nobita.
"Jangan ramai nanti mereka tahu kalau diintip. Pake ini aja, Mesin Teleskop Penembus Dinding! Cepat pasang yang ini ke jendela, kita tonton dari layar ini", kata Doraemon sambil mengeluarkan sebuah alat dari kantong ajaibnya dan memberi arahan pada Nobita.
Ternyata yang dikatakan Doraemon benar. Dari layar kecil yang terhubung dengan kamera kecil terarah kerumah tetangga Nobita, mereka berdua dapat lebih jelas melihat apa yang dilakukan oleh tuan dan nyonya Michiko.

Terlihat Ny. Michiko dengan buasnya menunggangi suaminya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Dengan bermandikan keringat tuan dan Ny. Michiko terus menggerakkan semua bagian tubuhnya hingga keduanya lemas terlentang diatas ranjang.
"Hehehe.. asyiik!", ucap Doraemon.
"Apanya yang asyik?", tanya Nobita tak mengerti samasekali.
"Nobita kamu masih kecil jadi ya belum mengerti soal begituan", jawab Nobita.
"Soal begituan apaan?", kejar Nobita.
"Huh, kalau kuterangkan aku yang capek, ini pake aja, aku mau tidur", jawab Doraemon sambil menyerahkan sebuah alat mirip helm yang baru dikeluarkan dari kantong ajaibnya.

"Apa ini?", tanya Nobita lagi.
"Itu adalah Mesin Kamasutra, udah pakai aja dikepalamu nanti kamu tahu sendiri, aku mau mimpi ngebor Inul", jawab Doraemon lalu tidur.
Setelah naik keatas ranjangnya, Nobita mengenakan alat tersebut. Sebuah bayangan seakan-akan muncul didepan matanya. Bayangan-bayangan itu menerangkan perihal soal sex dan semua yang ditanyakan dalam pikiran Nobita dapat terjawab dengan jelas. Satu jam berselang dan Nobita mulai merasa ngantuk tapi ia masih enggan untuk mengakhiri penjelajahan dalam dunia sex yang baru saja dimasukinya. Merasa cukup iapun kemudian tertidur dengan masih memakai Mesin Kamasutra dikepalanya.

Dalam tidurnya, Nobita bermimpi bertemu dengan Shizuka, teman sekelasnya. Dalam mimpi itu Nobita dan Shizuka sama-sama telanjang dan sedang mandi dipantai yang sepi. Mereka berdua saling mendekatkan tubuh dan berciuman mesra sampai sebuah ombak yang datang menjatuhkan mereka berdua. Dengan saling berdekapan mereka terseret ombak hingga kepinggir pantai berpasir. Diatas pasir putih itu Nobita menindih Shizuka sambil terus bercumbu. Burung Nobita yang telah berdiri mengeras menancap pada liang kewanitaan Shizuka yang masih gadis. Berdua mereka membuat irama seiring desiran angin pantai. Saling menatap keduanya melepas hasrat yang telah sampai puncaknya.

Sementara itu Doraemon juga bermimpi melihat langsung Inul lagi menari dan berjoget didepannya diiringi alunan melodi dangdut. Dalam mimpi itu, Doraemon juga lagi bersiap-siap untuk memasukkan burungnya kedalam liang kewanitaan seorang wanita cantik yang telah berbaring terlentang dilantai tempatnya berdiri. Wanita itu memiliki wajah persis seperti Ny. Michiko tetangga Nobita.

"Ayo.. Doraemon cepat masukin!", pinta wanita itu.
Entah dengan alat apa batang kemaluan Doraemon bisa menjadi mirip mata bor yang besar. Lalu dengan memencet sebuah tombol ditangannya batang kemaluan Doraemon bisa berputar layaknya mesin bor, ngiing.. itulah bunyinya. Pelan tapi pasti Doraemon memasukkan batang kemaluannya yang terus berputar kedalam liang kewanitaan wanita cantik itu. Ngiing.. keluar masuk batang kemaluan Doraemon mengebor liang kenikmatan wanita itu.
"Aaah.. terus Doraemon.. aahh.. sshh.. ohh.. bormu enak!", teriak wanita itu keenakan sambil bergelinjang gelinjang liar.

Bersambung . . .




Komentar

0 Komentar untuk "Doraemon X - Mesin penambah umur - 1"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald